Jumat, 02 November 2012

METODE EKSPLORASI JAMUR ANTAGONIS


Jamur antagonis adalah kelompok jamur pengendali hayati yang mempunyai kemampuan mengganggu proses hidup patogen tanaman. Mekanisme jamur antagonis dalam menghambat patogen tanaman dapat melalui antibiosis, lisis, kompetisi, dan parasitisme. Di samping itu, jamur antagonis mampu mencegah infeksi patogen terhadap tanaman melalui aktivitas Induce Sistemic Resistance (ISR).
Eksplorasi merupakan langkah awal untuk mendapatkan antagonis yang berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menentukan waktu, tempat, metode, serta penanganan sampel hasil eksplorasi. Selanjutnya, jamur antagonis hasil eksplorasi perlu diuji di laboratorium (in vitro), rumah kasa (in planta), dan di lapangan (in situ). Jamur antagonis yang terpilih sebaiknya memilki sifat: (1) dapat menghambat pertumbuhan patogen tanaman, (2) berkecambah dan tumbuh dengan cepat, (3) tahan atau toleran terhadap antagonis lain, (4) persisten dalam keadaan ekstrim, (5) dapat diproduksi secara massal, dan (6) tidak menyebabkan gangguan terhadap tanaman.
Pada umumnya, eksplorasi jamur antagonis dari rizosfer tanaman lebih mudah dibandingkan dari sampel daun atau bagian tanaman yang lain, karena di rizosfer banyak terdapat senyawa-senyawa organik yang sangat berguna bagi pertumbuhan beberapa mikroorganisme, termasuk jamur antagonis. Senyawa organik yang dikeluarkan tanaman melalui akar dapat berupa  eksudat, sekresi, plant mucilage, mucigel, dan lisat. Jenis tanaman dan jenis tanah sangat menentukan jenis jamur antagonis yang ditemukan. Misalnya, Gliocladium banyak terdapat di rizosfer tanaman tebu, atau tanaman kacang-kacangan (leguminaceae). Beberapa jamur antagonis lain seperti Trichoderma mampu tumbuh pada jaringan tanaman sakit, atau yang telah lapuk, selain juga banyak ditemukan di tanah kompos.
Beberapa metode yang dapat dilakukan dalam eksplorasi jamur antagonis adalah sebagai berikut:

1.        Eksplorasi dari sampel tanah
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menentukan jenis tanaman dan jenis tanah. Tanah di sekitar perakaran (rizosfer) tanaman digali sedalam 0-30 cm. Sampel tanah yang telah didapatkan kemudian diisolasi di laboratorium dengan metode pengenceran bertingkat (serial dillution)  hingga 103-106. Suspensi hasil pengenceran dituangkan/ditumbuhkan pada media Water Agar (WA) dan diinkubasikan selama 3-5 hari. Koloni-koloni yang tumbuh diisolasi kembali dengan ditanamkan pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan selama 3-5 hari. Koloni yang tumbuh diidentifikasi secara makroskopis dengan mengamati tipe dan warna koloni, dan secara mikroskopis dengan mengamati struktur hifa, bentuk dan ukuran pialid dan konidia.

2.        Eksplorasi dari bahan tanaman
Beberapa jamur antagonis mampu tumbuh pada bahan tanaman yang telah lapuk, bahan tanaman sakit, bahkan dapat tumbuh pada badan buah patogen tanaman tertentu. Jamur antagonis yang paling sering tumbuh pada kondisi seperti ini adalh genus trichoderma. Antagonis ini biasanya ditandai dengan tumbuhnya koloni berwarna hijau pada media tempat tumbuhnya. Koloni jamur yang diduga sebagai antagonis ini diisolasi di laboratorium dengan menanamkannya pada media Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan selama 3-5 hari. Koloni yang tumbuh diidentifikasi secara makroskopis dengan mengamati tipe dan warna koloni, dan secara mikroskopis dengan mengamati struktur hifa, bentuk dan ukuran pialid dan konidia.

3.        Eksplorasi dengan cara pemerangkapan (baiting method)
Teknik pemerangkapan biasanya dilakukan untuk mendapatkan jamur antagonis tertentu secara selektif. Pada umumnya, pemerangkapan dilakukan dengan menggunakan buah (misalnya apel), sayuran segar (misalnya timun dan wortel), atau bahan tanaman lain (misalnya daging buah kelapa), yakni dengan melukai bahan tersebut kemudian ditanamkan sebagian atau diletakkan di atas tanah rizosfer atau tanah berpenekanan (supressive soil), kemudian diamati setiap hari hingga tumbuh koloni jamur yang dicurigai sebagai antagonis. Koloni tersebut diisolasi di laboratorium  dengan menanamkannya pada media Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan selama 3-5 hari. Koloni yang tumbuh diidentifikasi secara makroskopis dengan mengamati tipe dan warna koloni, dan secara mikroskopis dengan mengamati struktur hifa, bentuk dan ukuran pialid dan konidia.

2 komentar: